Putu Wijaya
Putu Wijaya, yang produktif ini bernama lengkap I Gusti Ngurah Putu Wijaya, Lahir di Puri Anom, Sarem, Kangin, Tabanan,
Sebelum hijrah ke
Tahun 1973, selama 7 bulan ia tinggal dalam Masyarakat Komunal di Ittoen, Jepang, turut bertani dan berkeliling sandiwara mereka di
Monolog “Merdeka” (2008) | Karya-karyanya dimuat dalam berbagai majalah, terutama dalam majalah Horison dan Budaya Jaya. Telah banyak novelnya, antara lain ; Telegram, Pabrik, Stasiun, Keok, Sobat, MS, Ratu, Tak, Cukup Sedih, Tiba-tiba Malam, Bila Malam Bertambah Malam, dan novel Lho. Kumpulan cerpennya Gres yang juga diterbitkan Balai Pustaka merupakan kumpulan cerpennya yang ketiga, sesudah Bom dan Es. Naskah lainnya, Aduh juga diterbitkan. |
“Menulis adalah menggorok leher tanpa menyakiti,” katanya.” Bahkan kalau bisa, tanpa diketahui. Mengawali kegiatan menulisnya sejak SMP. Sedangkan main drama dimulai waktu SMA, dalam “Badak, “karya Anton Chekov. Masa kuliah dilewati di tiga tempat, ASDRAFIi, ASRI dan Fakultas hukum UGM. Kegiatan kuliah ini tetap dibarengi dengan kegiatan kesenian sebagai anggota Bengkel teater-nya Rendra. Tapi toh tetap lulus jurusan perdata UGM. Kemudian ia dikenal luas sebagai salah seorang teaterawan terkemuka
Bersama KIAS ia membawa Teater Mandiri mementaskan YEL keliling Amerika di tahun 1991. Sastrawan yang pernah menjadi redaktur majalah Ekspres, Tempo dan Zaman ini kini mendirikan Putu Wijaya Mandiri Production untuk pembuatan sinetron televidi. Ia telah menyutradarai 3 buah film dan 4 serial sinetron. Ia pernah mendapat penghargaan Sea Write Award
(Dari Berbagai Sumber)