Selasa, 30 Desember 2008

aRya...

bocah kecil itu lahir tanggal 2 mei 2005...dalam pertarungan antara hidup dan mati sorang perempuan yang ingin memberi ruang hidup bagi seorang bayi yang kelak bernama Muhammad Arya Maulana..kala itu pagi menantinya dalam kecemasan yang luar biasa dbumbui hal hal yang tiba tiba menjadi sangat nyata...baru kusadari,,inilah cinta ibu bagi sang anak...sama seperti ibuku yang memberiku nafas...arya juga kulahirkan dengan segenap cinta...selain itu diiringi dengan sebongkah doa serta harapan dalam ketiadaaan seorang perempuan yang dari awal memang optimis memberi hidup janin yang pada mulanya tak di akui oleh orang orang merendahkan tabiatku..meragukan moralku,,mencemoh pernikahan yang dianggap terlalu dini bagi sebagian orang..kala itu statusku masih seorang mahasiswi semester 3 d universitas terkemuka di daerahku..tapi aku begitu yakin janin ini suatu saat akan menjadi seorang yang bisa membuatku bangga akan padanya..tepat jam sepuluh pagi hari itu kusaksikan sendiri bagaimana bayi kecilku merah...terlumpuri darahku sendiri..hanya ada aku,,seorang bidan,,dan pembantunya...
tidak seperti istri2 orang lain yang ditemani suaminya,,aku cukup berbesar hati memaafkan suamiku untuk hal yang satu itu...biarlah,,kelak menjadi kerugian yang melilitnya suatu hari nanti,,,dengan berat 3,7kg dan pjang 51cm..arya lahir dengan haruku...saat itu tidak lagi ia bersembunyi dalam lorong lorong rahimku,,arya telah lahir disambut pagi,,
selanjutnya aku menjadi seorang ibu dalam usia yang terbilang muda 21 tahun...tak mengapa,,kusadari aku mampu mengajari anakku dengan cinta yang aku punya,,,dia aman dalam dekapanku,,dia tersenyum dalam buaianku,,apalagi yang aku punya selain itu semua?
jam dalam hitungan hari berlanjut dalam hitungan minggu,,bulan menimpa tahun,,,,
tak terasa..aryaku tumbuh dalam senyum kanak kanaknya,,,saat pagi datang dalam semangatnya yang timbul tenggelam,,ia bangun untuk memulai harinya di salah satu playgroup..
bukan karna apa apa aku sekolahkan dia,,hanya agar dia bisa melihat dunia yang luas..mempunyai teman yang banyak,,melihat selama ini tembok tembok kesombongan menghalangi arya kecilku tumbuh layak dalam pergaulan anak anak sebayanya....
alhamdllh,,,,usahaku membuahkan hasil..arya bisa beradaptasi dengan cukup baik,,dia bisa berhitung,,bernyanyi,,dan aku senang ia seperti aku,,kritis untuk segala hal yang ingin ia ketahui..badannya bulat,,padat berisi...mmebuatku bangga padanya(orang sering mencemohku,,dikira mereka aku yang tak berpenghasilan ini tak mampu memberi anakku susu dari produk terbaik dan makanan2 yang menunjang pertumbuhan anakku..terus terang untuk hal yang satu itu,,peran keluarga penting dalam menyokong perekonomian kami)
dan saat perpisahan aku dan ayahnya tak terlelakkan oleh waktu dan diluar kuasa kami..
arya kecilku tetap aku asuh sebagaimana ayahnya juga memberikan peranan penting dalam kehidupannya,,,kadang sedih hatiku melihatnya tumbuh tidak lagi tidur dalam satu ranjang bersama ayah dan ibunya,,,pilu memang anak sekecil itu harus menerima kenyataan..
tapi bukan namanya hidup..aku ingin ia tau ttg realita,,,aku ingin ia kuat,,aku tau arya mampu menerima,,,
dan suatu saat nanti kelak ia besar ia akan memilih jalannya sendiri seperti aku dan ayahnya memilih jalan kami masing masing,,,ketika cinta telah hilang dan jodoh tak lagi menaungi kisah kami,,,

arya,,maafkan ibu ya,,,
inilah keterbatasan ayah ibu,,,
arya bisa datang pada ibu kapan saja...untuk sekedar bercerita
untuk sekedar berpelukan..


ibu sayang arya..