Zakh Syairum Majid
MANUSKRIP LUKA I
noura
Kusam katamu. Rintik hujan, mengabut matamu Seonggok kubur. Masa Silam. Menggelombang Senja tak akan kita temui, bisikmuseorang tua memilin jemarinya kereta api asap hitam, menghadirkan masa kanak kita juga jericit hujan, yang kemudian menculikmu dari persenyawaan kita. Tak lagi aku-kau. Tak lagi kau-aku
MANUSKRIP LUKA II
noura
Rindu. Malam. Sajadah gigil beku. Korden dan jeruji jendela Serakan cinta. Tak sampai, tak sampai Dan memang kita menginginkan tak sampai Kita terpenjara dalam daging-daging masa lalu Aku ingin engkau menangis sekarang, katamu Kupelihara seekor belatung di hatiku Agar memakannya, agar aku merasakan sakit Dan merasakan bagaimana tak punya hati Agar tak ada yang bersemayam dalam hatiku, hatiku Sajadah gigil beku. Sepercik darah membiru
Bogor, 1424Dina Oktaviani
LAKON TUBUH
kubentangkan dada bagi sejarah lelaki
tempat jalarkan perih
tempat jalarkan kecemasan
tapi tak ada apa pun lagi di sana
susu dan dagingnya telah terjual di kamar pekat
tinggal kalimat-kalimat tanpa darah
untuk tak pernah mereka tanya
"apa yang kau pinta sesudah ini semua?"
entah bagaimana aku berbahagia
dengan selaksa luka mereka
dan bila setiap pagi tak kutemukan lagi
selembar makna (tubuhku)
di ranjang yang tersayat mati
sempurnalah aku sebagi dewi